Ringkasan
- Apa itu granulovirus?
- Penggunaan granulovirus
- Cara kerja dan aplikasi biopestisida berbasis granulovirus
- Manfaat biopestisida berbasis granulovirus
- Pertimbangan
Granulovirus adalah virus alami yang mampu menginfeksi dan membunuh hama serangga tertentu, terutama yang termasuk dalam ordo Lepidoptera. Dengan spesifitas inangnya yang tinggi, virus ini merupakan solusi ampuh untuk pengendalian hama yang berkelanjutan.
Apa itu granulovirus?
Granulovirus, juga disebut GV, adalah genus virus yang menginfeksi serangga. Virus ini termasuk dalam famili Baculoviridae dan berkerabat dekat dengan kelompok virus lain yang menyerang serangga, yaitu nucleopolyhedrovirus (NPV). Semua virus ini sangat spesifik terhadap satu atau beberapa spesies serangga yang berkerabat dekat.

Penggunaan granulovirus
Granulovirus merupakan bahan aktif yang populer dalam biopestisida mikroba dan telah digunakan selama beberapa dekade. Mereka sangat dihargai karena sifatnya yang spesifik dan dapat mengendalikan hama secara efektif tanpa membahayakan serangga yang bermanfaat.
Biopestisida berbasis granulovirus terutama digunakan terhadap hama Lepidoptera pada tahap larva, terutama ngengat apel (Cydia pomonella) Dan Ngengat punggung berlian (Plutella xylostella).
Beberapa contoh produk mitra dari Andermatt Kanada yang dapat ditemukan di CABI BioProtection Portal meliputi:
- Pluteks®: terdaftar di Kanada, produk ini mengendalikan ngengat berlian pada tanaman Brassica.
- Madex HP®: juga terdaftar di Kanada, produk ini menargetkan ngengat apel dan telah berhasil digunakan selama lebih dari 20 tahun.
Cara kerja dan aplikasi biopestisida berbasis granulovirus
Mode aksi
Seperti semua virus, granulovirus hanya dapat aktif dan bereplikasi setelah berada di dalam sel inang yang hidup. Secara khusus, granulovirus bekerja pada larva serangga dengan cara menelannya, yang berarti hama perlu 'memakan' virus tersebut. Misalnya, larva dapat menelan virus dari daun yang sebelumnya telah diobati dengan biopestisida berbasis granulovirus.
Setelah tertelan, infeksi dimulai, dan virus memasuki usus larva tempat ia melepaskan partikel virus. Partikel-partikel ini membantu virus berkembang biak dan juga merusak protein tertentu dari larva, yang menyebabkan pencairannya dan akhirnya kematian.
Infeksi tahap akhir mudah dikenali karena larva tampak berhenti makan dan kurang bergerak. Larva juga mulai berubah warna dan menjadi kecokelatan. Ketika larva mati, larva akan pecah dan melepaskan lebih banyak partikel virus ke lingkungan, yang dapat menginfeksi lebih banyak larva.

Aplikasi
Karena hama yang menjadi sasaran perlu menelan virus melalui jaringan tanaman, maka penting untuk menggunakan biopestisida berbasis granulovirus di tempat hama biasanya memakan tanaman. Misalnya, jika larva memakan daun, produk tersebut perlu diaplikasikan pada daun.
Secara umum, aplikasi Biopestisida berbasis granulovirus mirip dengan pestisida kimia. Biopestisida ini lebih sering diproduksi dalam bentuk cair dan dapat diaplikasikan dengan sebagian besar peralatan semprot konvensional. Biopestisida ini juga dapat ditemukan dalam bentuk debu atau bubuk.
Manfaat biopestisida berbasis granulovirus
Granulovirus dalam pengelolaan hama memiliki banyak manfaat, seperti:
- Kompatibilitas dengan produk lain: karena cara kerjanya, granulovirus dapat digunakan dalam kombinasi dengan pestisida biologis dan kimia lainnya. Ini berarti mereka juga kompatibel dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Program.
- Tidak beracun dan tidak ada residu: Produk granulovirus tidak meninggalkan residu pada produk, membuatnya aman bagi konsumen dan memungkinkan petani mengakses berbagai peluang pasar.
- Kekhususan: granulovirus bersifat spesifik terhadap satu atau beberapa spesies yang berkerabat dekat, sehingga aman bagi organisme bermanfaat di sekitarnya.
- Umur simpan yang diperpanjang:produk-produk ini biasanya memiliki umur simpan yang panjang dengan kondisi penyimpanan yang tepat, mirip dengan pestisida kimia.

Pertimbangan
Meskipun granulovirus menawarkan banyak manfaat, faktor-faktor tertentu harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan efektivitasnya:
- Waktu aplikasi: Granulovirus paling efektif jika diaplikasikan pada awal siklus hidup hama, karena target utamanya adalah larva. Larva yang lebih muda juga memerlukan dosis aplikasi yang lebih rendah, yang lebih hemat biaya.
- Keadaan lingkungan: Radiasi UV dan suhu tinggi dapat dengan cepat menghancurkan partikel virus, sehingga mengurangi kemanjurannya. Sebaiknya sesuaikan waktu aplikasi untuk menghindari sinar UV langsung, misalnya dengan menerapkannya di sore hari. Namun, Temuan terbaru menunjukkan bahwa teknologi formulasi baru dapat melindungi virus dari sinar UVHal ini memiliki potensi yang signifikan untuk aplikasi di masa mendatang.
- Kombinasi dengan produk lain: dengan penggunaan berulang, hama pada akhirnya dapat membangun kekebalan terhadap strain granulovirus. Untuk menghindari hal ini terjadi dan untuk hasil yang optimal, produk berbasis granulovirus harus digunakan sebagai bagian dari program PHT yang mencakup metode dan produk pengendalian lainnya.
Secara keseluruhan, produk berbasis granulovirus merupakan alternatif yang baik untuk bahan kimia karena tidak memiliki efek yang tidak diinginkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Petani dapat mengelola beberapa populasi hama Lepidoptera yang bermasalah secara efektif sambil melindungi ekosistem dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya.